Novel ini adalah novel yang ditujukan untuk remaja dengan tebal 518 halaman. Saya baru saja membelinya dua hari yang lalu (tgl 26 Maret 2008, skrg tgl 28 Maret 2008). Dan saya telah menyelesaikannya kemarin sore. Pasalnya ada dua. Pertama, buku ini bagus banget (paling tidak menurut saya) dan ceritanya cukup unik (dan romantis tentu saja, it’s a must, haha). Kedua, hari itu saya sedang kecewa berat dengan salah satu hasil PPHB saya yang sangat jauh dari target (gak perlu saya sebutkan berapa, pokoknya mengecewakan) dan saya pun tiba-tiba jadi sangat ingin menghabiskan waktu sendirian di kamar. Karena entah kenapa, saat saya ditemani dengan pacar saya, sepertinya alam bawah sadar saya segera mengambil alih kendali tubuh saya dan saya pun otomatis merasa ‘rapuh’ dan ingin dilindungi. Agak berbelit-belit ya? Yah, intinya saya jadi terus dan terus menangis. Ups.
Karena itu saya memutuskan untuk sendirian dan menghabiskan waktu dengan melakukan hal-hal yang menyita pikiran dan pandangan saya. Untungnya pacar saya sangat mengerti. Kadang-kadang saya lupa kenapa saya bisa mencintai dia , tapi ini adalah salah satu hal yang mengingatkan saya. Ada ribuan hal lainnya tentu saja, tapi sekarang (atau lebih tepatnya saat itu) saya hanya ingat satu.
***
Novel ini ditulis dalam sudut pandang sang tokoh utama, Isabella Swan (Bella), yang harus pindah dari Phoenix ke kota kecil bernama Forks yang terletak di barat laut Washington untuk tinggal bersama ayahnya, Charlie. Bella yang selama ini tinggal bersama ibunya, Renee, memutuskan hal tersebut untuk memberi kesempatan pada ibunya yang baru menikah dengan suami barunya, Phil, agar dapat menikmati kehidupan pernikahannya yang baru tanpa beban. Bukan berarti Bella tidak menyukai Phil, hanya saja Phil selalu hidup berpindah-pindah, dan Bella berpendapat itu tidak akan baik untuk hidupnya dan mungkin ini adalah kesempatan untuk lebih mengenal ayah kandungnya.
Kota Forks dan Phoenix berbeda dalam banyak hal. Dari mulai cuaca hingga jumlah penduduknya. Bella selalu membenci Forks, dan sangat mencintai Phoenix. Tapi ternyata di Forks-lah ia bertemu dengan Edward Cullen. Edward adalah pemuda bertubuh kurus dengan rambut berwarna perunggu. Dan sangat tampan. Pengarang menyebut ketampanan Edward sebagai “keindahan luar biasa yang memancarkan kekejaman”. Dan dia VAMPIR. (HA! Now you know why I love this book!)
Namun tidak seperti vampir kebanyakan, Edward dan keluarganya (yang semuanya vampir) tidak memburu manusia, melainkan memburu hewan sebagai gantinya. Hanya saja, Edward mengakui bahwa ‘aroma’ Bella merupakan godaan yang amat sangat berat baginya, sehingga karena alasan itulah Edward bersikap sangat kasar saat pertama kali bertemu Bella. Belakangan ia mengakui karena saat itu ia begitu terobsesi dengan aroma tubuh Bella yang membuatnya sangat haus akan darahnya. Perasaan itu diungkapkan sebagai berikut,
“Bagiku kau rasanya seperti semacam roh jahat yang dikirim langsung dari nerakaku sendiri untuk menghancurkanku. Aroma yang menguar dari kulitmu...Kupikir akan membuatku gila pada hari pertama itu. Dalam satu jam itu aku memikirkan seratus cara berbeda untuk memancingmu keluar dari ruangan itu bersamaku, agar aku bisa berdua saja denganmu...”
“Tentu saja, kemudian kau nyaris mati tepat dihadapanku. Baru setelahnya aku menemukan alasan yang sangat tepat mengapa aku beraksi saat itu—karena jika aku tidak menyelamatkanmu, jika darahmu tercecer disana didepanku, kurasa aku takkan bisa menghentikan diriku mengungkapkan diri kami sebenarnya. Tapi aku baru memikirkan alasan itu setelahnya. Saat itu, bisa kupikirkan hanyalah,”Jangan dia.””
Tapi lebih dari semua itu, Edward sangat mencintai Bella. Sangat melindungi Bella. Dan Bella begitu irrasional dapat menerima kenyataan siapa sebenarnya Edward dengan begitu tenang. Tapi saya rasa, saya pun akan bersikap seperti Bella dicintai dengan amat sangat oleh Edward. Siapa sih yang bisa bilang ‘tidak’ dengan laki-laki tampan, pintar, dan vampir BAIK. What else could a girl ask for?
Masalah timbul ketika vampir dari koloni yang berbeda datang berkunjung ke Forks. Koloni ini adalah kategori pemburu. Yup, pemburu manusia. Dan salah satu dari mereka tiba-tiba saja terobsesi dengan Bella. Selain karena ‘aroma’nya yang enak juga karena kenyataan bahwa Edward melindungi Bella. Pemburu itu, bernama James, merasa tertantang. Dan kejar-kejaran pun dimulai dengan melibatkan seluruh keluarga Edward yang berusaha menyelamatkan Bella. Ada satu momen yang saya sukai saat ini, yaitu saat Bella mengkhawatirkan keluarga Edward karena berusaha menyelamatkan dengan segala upaya dan mengungkapkannya pada Alice, adik Edward.
Alice menjawab,”Hampir satu abad lamanya Edward seorang diri. Sekarang dia telah menemukanmu. Kau tak bisa melihat perubahan yang kami lihat, kami telah bersama dengannya untuk waktu yang lama. Kau pikir kami tega menatap dalam matanya selama ratusan tahun yang akan datang bila dia kehilangan dirimu?”
Manis banget, kan?
Jadi cinta memang tidak hanya untuk sepasang kekasih, kan?
Intinya, novel ini sangat layak dibaca untuk kalian yang suka akan kisah cinta yang tidak biasa. Memang, novel ini tidak ‘sedalam’ novel The Time Traveller’s Wife karangan Audrey Niffenegger, tapi novel ini sangat indah dengan caranya sendiri. Tambahan lagi novel ini masih cocok dibaca untuk kalangan remaja. So guys, what’re you waiting for? Go grab this book on store or you can borrow mine. Karena tujuan utama saya menulis resensi-resensi dari novel-novel yang saya sukai adalah untuk menemukan orang-orang yang juga mencintai buku-buku yang saya cintai.
Oia, harga buku ini 60000 IDR di Toko Buku Gramedia, agak mahal tapi layak kok.
Rating pribadi saya adalah DELAPAN dalam skala 1-10.
P.S Saya tidak menceritakan lebih detil lagi karena takut akan merusak semua hal-hal menarik yang seharusnya tetap jadi kejutan.
P.S.S WARNING : yang akan saya tulis di bawah ini mungkin termasuk kategori spoiler...
...It has a beautiful happy ending...